Sejuta Pesona di Timur Jawa - Banyuwangi

Ingin berbagi cerita dan pengalaman selama berlibur di Banyuwangi, Jawa Timur. Semoga apa yang saya bagikan bisa memberi gambaran dan sedikit membantu bagi yang ingin berlibur di Banyuwangi.

Seperti yang kita semua ketahui bahwa Banyuwangi adalah daerah perbatasan antara Jawa dan Pulau Bali. Oleh karena itu, Banyuwangi kerap dijadikan tempat singgah sementara sebelum menyeberang ke pulau Bali. Hanya sebagai kawasan perbatasan, tanpa pernah menjadi pusat perhatian. Padahal pesona alam Banyuwangi tidak kalah indah dan menarik jika berkenan menilik.

Tahun sebelumnya saya yang hendak ke pulau Bali pun hanya menjadikan kota ini sebagai tempat transit sementara. Namun libur lebaran tahun ini, setelah berpikir ulang dan sempat bingung mau kemana, pilihan paling tepat dan terakhir jatuh pada kota ini.
Sama seperti sebelumnya, sebelum memutuskan tempat liburan, selalu mencari tau terlebih dahulu mengenai seluk beluk tempatnya, transportasinya, dan tujuan mana saja yang diinginkan. Dan kenapa Banyuwangi menjadi tempat tujuan lami berlibur tahun ini? Ya awalnya ingin ke Lombok atau ke Bali lagi, tapi berhubung waktu libur yang singkat, dan dipikir ulang, kenapa tidak menetap sementara di tempat persinggahan (Banyuwangi)?

Rencana mulai digerakan. Berdua bersama rekan saya Ayu. Start dari Pekalongan jam 14.15 wib, berkereta ke Surabaya, jam 22.00 wib dilanjut ngebis ke Jember, kemudian terakhir jam 05.15 dilanjut dengan berkereta lokal dari Jember ke Karangasem, Banyuwangi. Sesampainya Karangasem jam 08.00.
Begitu sampai di Banyuwangi, saya langsung mengontak mas Rahmat, penyewaan motor sekaligus pemilik rumah singgah, tempat kami akan menginap selama dua malam. Saat hendak akan ke penginapan, kami bertemu rekan baru, Rian, yang seorang diri dari Cilacap dan juga hendak ke rumah singgah, akhirnya kami bergabung.

Setelahnya sekitar jam 10.30 kami siap-siap ke Taman Nasional Baluran,

Taman Nasional Baluran 

yang terletak di desa Situbondo, Jawa Timur, jika dari rumah singgah kurang lebih 1 jam perjalanan. Kami mengexplore TNB kemudian Pantai Bama yang ada diujung Taman Nasional, lalu arah pulang kami mampir ke Pantai Watu Dodol. Untuk HTM TNB sendiri Rp.17.500, sedangkan untuk Pantai Bama cukup membayar parkir Rp.2.000, sedangkan untuk Pantai Watu Dodol Rp.5.000 dan parkir Rp.2.000.

Kembali ke rumah singgah sekitar jam 17.00 wib, dilanjut dengan beberes, dan istirahat.

Kemudian hari kedua, kami berencana mengexplore bagian Selatan, yaitu De Djawatan, Pantai Pulau Merah dan Pantai Teluk Ijo. Berhubung jaraknya yang lumayan jauh, kami start cukup pagi, jam 07.45.
Disela sarapan, akhirnya sampailah kami di Djawatan jam 09.00, untuk HTM Rp.10.000.

De Djawatan

Selama satu setengah jam explore Djawatan, jam 11.30 kami lanjut ke Pantai Pulau Merah. Dari wisata De Djawatan menuju Pantai Pulau Merah butuh waktu tempuh 1 jam perjalanan. Jam 12.30 kami sampai, dan cukup terik sehingga membuat kami berlama-lama berdiam diri untuk berteduh.
Untuk HTM Pantai Pulau Merah Rp.10.000 dan parkir Rp.2.000. 

Pantai Pulau Merah

Dinamai Pulau Merah karena katanya terkadang pulau di pantai ini berwarna kemerahan. Pantai berpasir putih bersih ini tidak terlalu banyak pengunjung, terbilang sepi jika dibandingkan dengan pantai selatan Jogja disaat musim liburan. Selama kurang lebih dua jam kami menikmati pantai ini, kami pun berlanjut ke pantai Teluk Ijo. Dari Pantai Pulau Merah menuju Pantai Teluk Ijo membutuhkan waktu tempuh 1 jam perjalanan. Pantai Teluk Ijo berada dikawasan Taman Nasional Meru Betiri, untuk HTM nya sebesar Rp.10.000.

Pantai Teluk Ijo

Kami sampai di Teluk Ijo jam 16.00 wib, dan langsung disuguhkan dengan anak tangga untuk kami tracking sampai ke teluknya, naik turun tangga lumayan membuat nafas tersengal, namun lelahnya terbayarkan dengan sepi dan kesyahduannya. Menikmati sore dengan gradasi langit yang indah membuat enggan meninggalkan pantai ini. Meskipun pasir pantai nya cokelat kehitaman, namun tidak menjadi masalah. 
Saking menikmatinya, kami sampai lupa kalau hari sudah semakin gelap, tanda bahwa kami harus segera pulang. Waktu tempuh dari pantai Teluk Ijo sampai rumah singgah membutuhkan waktu dua setengah jam. Seharusnya kami pulang lebih awal, karena malamnya kami harus bersiap ke kawah Ijen. 

Sampai penginapan jam 20.00 wib, dengan kaki pegal-pegal, sebisa mungkin kami harus bisa beristirahat supaya sanggup tracking ke kawah Ijen.

Rencana semula kami akan pergi ke kawah Ijen hanya bertiga, namun tidak disangka kami ketambahan tiga orang rekan, mas Tyo dan Iqbal dari Brebes, dan mas Ohet dari Bandung, total jadi berenam. 
Kami sepakat berangkat jam 01.15 wib, dari rumah singgah menuju basecamp kawah Ijen butuh waktu tempuh sekitar sejam. Dengan HTM Rp.7.500, parkir Rp.5.000.
Karena musim liburan, pengunjung Kawah Ijen membludak, terlalu ramai. Untuk sampai kawahnya kami harus tracking selama kurang lebih dua jam. Dan untuk melihat Blue Fire sendiri, diusahakan untuk bisa sampai dipuncak kurang lebih antara 02.30 sampai 03.30 wib. Namun sayang, kami tidak menyaksikannya, karena kesiangan, jam 04.00 wib kami baru sampai.

Kawah Ijen


Rasanya lelahnya tracking, dingin, dan rasa kantuk yang kami tahan semalaman terbayarkan, view yang disuguhkan kawah Ijen benar-benar luar biasa indah, menakjubkan. Ada banyak warna saat itu, perpaduan warna kawah, belerang, sunrise dan pegunungan membuat seluruhnya sempurna. Syukur yang tidak bisa dijelaskan. Kota yang selama ini terlewatkan kenyataannya bisa seindah ini. 
Namun ada satu fakta yang membuat fokus saya disamping keindahan Ijen, ialah Ojek Troli. Ojek Troli ini memuat satu orang pengunjung, yang kemudian ditarik dengan orang pula. Dari bawah sampai puncak. Minimal ada dua orang pekerja yang menjalankan ojek troli, yang mendorong dibelakang, dan yang menarik didepan dengan tali yang dikaitkan dengan ojek tersebut. Ketika beban yang dibawa lebih berat, bisa sampai tiga orang yang menarik di bagian depan. Untuk tarif kurang lebih Rp.300.000. Sedangkan untuk tracking turunnya, Rp.100.000.
Semoga pemerintah memperhatikan kembali ojek troli ini, terlalu kasihan melihat pekerja semalaman menarik beban seberat itu setiap harinya.















Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jelajah Pulau Dewata - Liburan ke Bali dengan Budget Minim

Menikmati waktu singkat di Nusa Penida

5 Destinasi Wajib jika Berkunjung ke Kebumen